Ibu Yati merupakan bukti nyata, sebagai salah satu ibu rumah tangga yang telah berhasil mengembangkan usahanya. Selama 6 tahun menjadi Mitra yang dipilih Amartha, kini ibu Yati berhasil mengembangkan usahanya, dengan memproduksi makanan olahan berupa kerupuk mie kuning sangrai ciri khas daerah Cimaung, tepatnya di desa Cangkuang Kabupaten
Hari Jumat siang, tanggal 23 September 2022, aku bersama teman sesama blogger yaitu teh Sugi. Diajak oleh team Amartha, salah satunya ada kak Shiva sebagai PR Amartha, diajak untuk berkunjung ke rumah salah satu Mitra Amartha yang berada di daerah Cimaung, Kabupaten Bandung.
Udah lama juga aku gak jalan-jalan ke daerah pedesaan. Tapi ternyata setelah sampai di sana, suasana pedesaannya tuh gak terlalu kampung banget loh, jadi masih terbilang udah banyak rumah-rumah modernnya. Dan perjalan menuju kesana juga gak terlalu jauh sih dari kota Bandung. Kalau gak macet, waktu tempuh perjalanan dari HAY Hotel Bandung, sampai ke rumah ibu mitra Amartha sekitar 1 jam - 1.5 jam.
Alhamdulillah saat itu perjalanan menuju Cimaung lancar, berangkat dari HAY Hotel tempat janjian bertemu dengan team Amartha sekitar jam 13.00. Lalu kita start berangkat ke Cimaung jam 14.00 lebih, sampai di cimaung sekitar jam 15.30. Sebelum ke rumah ibu Yati, kita janjian dulu dengan 2 orang perwakilan dari Tim Amartha yang bertugas menjadi BP dan Supervisor Amartha.
Tentang Petugas BP Amartha
Bussines Partner (BP) ini merupakan perwakilan Amartha yang bertugas mencari Mitra pelaku usaha di daerah-daerah yang menjadi pilihan Amartha. Nah di daerah Cimaung ini tepatnya di desa Cangkuang, menurut ibu Yati, ternyata banyak warga-warga yang mempunyai usaha memproduksi kerupuk, jadi mungkin hal ini lah yang menjadi alasan pihak Amartha memilih desa ini, untuk mencari Mitra-mitra yang akan diberi pinjaman modal usaha.
Petugas BP di daerah tempat ibu Yati tinggal, di wakili oleh teh Juli sebagai BP dan Teh Winda sebagai Supervisor Amartha yang dilokasikan di point Cangkuang. Teh Juli dan teh Winda ini, bertugas di point Cangkuang karena rumah mereka sendiri tidak jauh dari desa Cangkuang. Jadi pihak Amartha akan menunjuk petugas-petugas perwakilannya, sesuai dengan rumah tempat tinggal mereka. Dan di point Cangkuang tersebut, ada sekitar 3 sampai 4 orang yang selalu stanby bersama seorang petugas Area Manajer.
Tugas BP atau tugas teh Juli dalam mencari Mitra Amartha yaitu :
- Memberikan sosialisasi tentang Amartha kepada warga calon mitra di desa tersebut
- Kemudian menawarkan produk Amartha (bantuan pinjaman) pada warga calon mitra
- Menyeleksi calon Mitra yang dipilih berdasarkan informasi dari RT setempat
- Melalukan survey atau mencari informasi akurat tentang latar belakang warga calon mitra ke tetangga sampai ke warung-warung
- Mendatangi rumah mitra yang sudah menerima pinjaman setiap 1 minggu sekali untuk mengambil angsuran yang dibayarkan secara tunai.
Nah jadi sistem pembayaran cicilan dari Mitra ke Amartha itu, dengan cara pembayaran tunai, yang diterima dari salah satu orang anggota kelompok yang ditunjuk sebagai ketua kelompok. 1 kelompok mitra beranggotakan 10 sampai 20 orang. Seperti yang sudah aku jelaskan di tulisan sebelumnya tentang Amartha, bahwa kalau ada salah satu Mitra yang mengalami gagal bayar, maka cicilan orang tersebut akan di tanggung secara bersama anggota kelompok lainnya, atau yang disebut dengan Tanggung Renteng.
Dengan pemberlakuan sistem Tanggung Renteng ini, maka akan meminimalkan resiko gagal bayar, Jadi untuk pembayaran ke pihak Amartha tidak akan mengalami kendala yah. Informasi ini tentunya sangat berarti sekali untuk para investor yang mempercayakan menginvestasikan dananya di Amartha Microfinancial Marketplace.
Sooo....gak perlu khawatir yah, dana para investor di Amartha akan aman dan tingkat resikonya juga akan terkendali.
Masih cerita tentang BP Amartha atau teh Juli, ternyata untuk mencari Mitra itu tidak gampang loh, walaupun di jaman sekarang ini, sudah pasti banyak orang yang sedang membutuhkan dana pinjaman untuk usaha. Tapi karena penyeleksian Amartha terhadap Mitra ini sangat ketat sekali, maka setelah BP berhasil memilih calon Mitra yang mempunyai usaha, lalu BP akan mencari tahu informasi tentang latar belakang calon Mitra tersebut.
Mencari informasi tentang Mitra ini dilakukan di beberapa titik, salah satunya bertanya ke warung-warung yang dekat dengan tempat tinggal Mitra. Alasannya karena setiap pemilik warung pasti akan tahu informasi tentang calon Mitra, selain itu BP juga akan bertanya ke RT dan tetangga dari calon Mitra tersebut.
Setelah semua informasi masuk melalui BP, kemudian akan di validasi ulang oleh Supervisor atau teh Winda, perwakilan dari poin Cangkuang.
Dari poin Cangkuang kemudian data-data tentang calon Mitra akan dikirim ke Amartha pusat untuk di seleksi kembali, dan keputusan pemilihan calon mitra, berada di pihak Amartha pusat yang akan memilih calon Mitra mana yang layak untuk mendapatkan pinjaman modal.
Cerita ibu Yati sebagai Mitra Amartha
Ibu Yati bergabung dengan Amartha sudah sekitar 6 tahun, dan dari tahun ke tahun, nominal pinjaman ibu Yati terus bertambah. Tahun ini nominal pinjaman ibu Yati sudah mencapai di angka 7 Juta. Pada awalnya, pinjaman yang diterima ibu Yati di tahun pertama yaitu sebesar 3 Juta, yang diberikan bertahap sebanyak 2 kali.
Sebenarnya Ibu Yati dan suami, mulai merintis usaha pembuatan kerupuk mie sangrai ini sudah selama hampir 10 tahun. Awalnya suami ibu Yati ini bekerja di tempat pembuatan kerupuk, lalu suami ibu Yati mencoba buka usaha sendiri dengan membeli kerupuk mentahnya, kemudian di matangkan di rumah dengan cara di sangrai. Dan hasil jadinya dijual ke konsumen atau ke kios-kios pedagang cemilan atau oleh-oleh.
Nah karena permintaan konsumen semakin banyak untuk membeli kerupuk matangnya, akhirnya suaminya bu Yati keluar dari tempat kerjanya, dan mengajak bu Yati untuk memproduksi sendiri kerupuk tersebut, dari mulai membuat adonan, sampai menjadi kerupuk kering mentah dan matang. Lalu mereka bekerjasama dengan kios-kios yang ada di daerahnya dengan menitipkan produk kerupuk yang sudah matang.
Selain ke kios-kios, ibu Yati juga bekerjasama dengan para pedagang keliling di daerah Pangalengan. Ada 3 orang pedagang keliling yang dipercaya dan setiap harinya, ibu Yati mendapat omset sekitar Rp. 160.000 dari satu orang pedagang. Dari jumah nominal tersebut, ada sekitar 40 plastik kerupuk yang laku terjual setiap harinya.
Sistem jual eceran ke pedagang-pedagang keliling tersebut, harga yang dipatok bu Yati untuk satu renceng plastik ukuran kecil seharga Rp. 4000 dan Rp. 8.000 untuk plastik ukuran besar. Lalu pedagang keliling akan menjual dengan harga Rp. 5000 untuk plastik ukuran kecil dan Rp.10.000 untuk plastik ukuran besar. Harga-harga tersebut, sama juga dengan yang dijual di kios-kios.
Lalu setelah mendapat tambahan modal dari Amartha, akhirnya ibu Yati bisa menambah volume bahan produksinya. Selain itu ibu Yati juga bisa membeli tambahan mesin untuk mencetak kerupuknya, sampai sekarang sudah ada 3 mesin untuk mencetak kerupuk. Selain mesin ibu Yati juga sekarang sudah mempunyai 6 orang pegawai, dan dari pegawai tersebut ada anak ibu Yati yang juga turut membantu proses produksi.
Dengan bertambahnya volume produk kerupuk ibu Yati, maka ibu Yati pun memperluas jaringan penjualannya sampai ke luar kota, yaitu ke kota Karawang. Sudah ada 10 kios di Karawang, dan beberapa pedagang keliling juga. Namun khusus untuk pengiriman ke kota Karawang, ibu Yati mengirimkan kerupuk mentah yang dijual dengan harga Rp. 75.000 per bal, dan berat per satu bal kerupuk mentah sekitar 5 kilo.
Proses Produksi
Untuk proses produksinya sendiri, mulai dari bahan adonan sampai jadi produk kerupuk mentah dan matang, memerlukan waktu beberapa hari, sesuai jumlah bahan yang diproduksi. Bahan dasar dari pembuatan kerupuk mie kuning ciri khas daerah Cimaung ini yaitu, Tepung Aci atau kanji, pewarna makanan dan bumbu.
Biasanya untuk membuat adonannya saja, diperlukan sebanyak 3 kwintal tepung kanji yang diolah mulai dari jam 6 pagi sampai jam 3 sore. Proses mengadon bahan kerupuk ini dilakukan oleh 1 orang pegawai setiap harinya, lalu keesokan harinya pegawai yang lain sebanyak 4 orang mulai mencetak adonan kerupuk dengan menggunakan mesin pencetak kerupuk. Kemudian 1 orang pegawai lainnya bertugas untuk mengeringkan kerupuk yg sudah di cetak, yang dijemur dibawah sinar matahari langsung, agar proses pengeringannya sempurna.
Untuk proses pengeringannya dilakukan 2 tahap, setelah proses pengeringan tahap pertama, kerupuk akan direndam kedalam cairan yang sudah berbumbu, dan otomatis kerupuknya akan menjadi basah kembali kan. Lalu setelah proses perendaman selesai, selanjutnya kerupuk akan dijemur kembali sampai mengering sempurna. Nah setelah proses pengeringan yang kedua, kerupuk sudah siap untuk di matangkan dengan cara di sangrai menggunakan garam khusus yang butirannya besar-besar.
Kerupuk-kerupuk sangrai yang selama ini kita ketahui biasanya akan di sangrai dengan menggunakan pasir kan, namun menurut ibu Yati sekarang sudah tidak boleh menyangrai kerupuk menggunakan pasir, jadi harus menggunakan garam khusus. Mungkin larangan itu alasannya adalah untuk kesehatan dan juga untuk menjaga kualitas dari produk itu sendiri. Jadi kita sebagai penikmat kerupuk sangrai, gak perlu khawatir untuk mengkonsumsi produk kerupuknya bu Yati ini, In Sha Allah dijamin aman buat kesehatan.
Oh iya untuk proses pematangannya disangrai dengan menggunakan tungku yang dibakar dengan bara api, jadi tidak menggunakan wajan yah. Dan bagian yang menyangrai kerupuknya dilakukan oleh suaminya bu Yati. Jadi ibu Yati hanya bertugas untuk proses administrasinya saja loh. Woowww.....keren yah!
Baiklah, sekian cerita dari ibu Yati sebagai Mitra Amartha, yang telah sukses dalam usaha pembuatan produk kerupuk mie yang dimulai dari nol, sampai kemudian bertemu dengan Amartha dan akhirnya dapat memperluas usahanya sampai ke luar kota.
Nah buat para investor yang baru mulai bergabung dengan Amartha Microfinancial Marketplace, tentunya akan bisa mengetahui gambaran cerita dari para Mitra-Mitra pelaku usaha yang lainnya.
Sooo....buat yang mau begabung juga dengan Amartha Microfinacial Marketplace sebagai Investor, kalian bisa download aplikasinya di playstore dan IOS untuk mengetahui informasi lengkapnya.