Menjadi ibu rumah tangga di jaman now itu, ternyata bukan hanya harus pandai mengurus rumah tangga saja, tapi juga harus mengerti segala macam hal yang terjadi didalam rumah tangga, termasuk mengatur keuangan secara cerdas. Dan hal ini tentu saja tidak mudah bagi aku, karena dengan kondisi saat ini, aku harus terus-terusan memutar otak untuk mengatur semua kebutuhan rumah tangga keluarga.
Iya jujur saja, keuangan rumah tanggaku memang sedang amburadul dan setiap bulannya selalu besar pasak dari pada tiang, itu lah kenapa dari dulu aku selalu menghindar dari tawaran-tawaran untuk berinvestasi dan berbagai produk Asuransi, baik Asuransi Pendidikan anak, Asuransi Kesehatan, Asuransi pembelian barang secara kredit. Padahal aku paham kok, kalau Asuransi itu kemungkinan akan diperlukan suatu hari nanti atau sekedar untuk berjaga-jaga.
Dulu aku pernah mengalami cerita dalam hidup yang sangat menyesakkan dada jika teringat Kembali. Cerita tentang Almarhum anakku yang kedua, dimana pada saat anakku terpaksa harus masuk NICU karena sakit demam dan dehidrasi, kami tidak menyanggupi saran dokter untuk perawatan di ruang NICU.
Alhasil, anakku hanya bisa dirawat di ruangan biasa, dengan peralatan seadanya.
Ini semua disebabkan karena kami tidak mempunyai tabungan, apalagi Asuransi Kesehatan. Sampai akhirnya kami harus merelakan kepergiannya, ada rasa campur aduk di dada ini, antara menyesal dan marah pada diri sendiri dan keadaan.
Tapi ya sudah, aku juga tidak mau berlarut-larut dalam penyesalan dan kesedihan terus menerus.
Kemudian aku bertekad untuk memperbaiki keadaan keuangan dirumah tanggaku. Setelah kepergian anakku, akhirnya aku dan suami sepakat untuk mulai menabung sedikit demi sedikit. Setidaknya ada persiapan untuk biaya pendidikan anakku yang pertama.
Sempat terpikirkan juga untuk membuat Asuransi Kesehatan untuk kami bertiga, tapi sayangnya niatan itu belum terlaksana, karena suamiku terpaksa harus berhenti bekerja, disebabkan karena jarak dari rumah ke kantornya cukup jauh, jadi biaya transportasi dan makan sehari-hari malah jadi lebih membengkak.
Pada akhirnya uang tabungan pun jadi ikut terkuras untuk biaya hidup sehari-hari selama suamiku menganggur, apalagi masuk ke dalam situasi pandemi saat ini, semakin tidak mempunyai gambaran untuk kami mempunyai tabungan lagi apalagi Asuransi.
Yah seperti itulah sekilas gambaran ceritaku, yang selalu merasa tidak percaya diri untuk mau menanamkan keyakinan bahwa sebenarnya, kita bisa dan mampu kok memiliki Asuransi dalam situasi apapun. Oleh karena itu, aku fokuskan ditulisan kali ini tentang “Rendahnya pengetahuan perempuan tentang literasi Asuransi.”
![]() |
Para Narasumber dalam Blogger Gathering Prudential Indonesia (dok.pri) |
Dan kalimat tersebut aku ambil dari salah seorang narasumber di acara Blogger Gathering yang diselenggarakan secara virtual melalui zoom oleh Prudential Indonesia bersama 40 orang Emak-emak Blogger yang tergabung dalam komunitas Kumpulan Emak Blogger (KEB), pada hari selasa tanggal 26 Oktober 2021, dengan tema “Membangun keluarga yang Tangguh secara finansial melalui Asuransi.”
Tentang rendahnya pengetahuan perempuan atau rendahnya literasi finansial dalam lingkup perempuan khususnya ibu rumah tangga ini, dipaparkan oleh narasumber yang pertama yaitu bapak Luskito Hambali, sebagai Chief marketing And Comunications Officer Prudential Indonesia.
![]() |
Luskito Hambali, sebagai Chief marketing And Comunications Officer Prudential Indonesia (dok.twitter) |
Pak Luskito atau pak Kiki sebutan akrabnya, mengatakan bahwa ibu rumah tangga itu punya kedudukan penting dalam keluarga, yaitu sebagai Menteri Keuangan Keluarga, tapi sayangnya pengetahuan tentang literasi finansialnya masih rendah, terutama pemahaman tentang literasi asuransi, yang kalau benar-benar bisa dipahami, maka akan berdampak besar untuk memperkuat keuangan rumah tangga.
Wooww….mendengar penjelasan tersebut, aku langsung merasa seperti ada busur panah yang menghujam ke dadaku. Iya pak, aku memang persis seperti itu selama ini. Dan akhirnya aku merasakan penyesalan yang mendalam 5 tahun lalu, saat sesuatu terjadi pada Almarhum anakku.
Selanjutnya pak Kiki pun menjelaskan bahwa didalam hidup, manusia akan berhadapan dengan resiko-resiko, namun apakah kita siap menghadapi resiko tersebut atau kita harus menghindarinya.
Pilihan itu ada pada diri kita sendiri, bagaimana caranya?
- Kita harus bisa menghindari resiko itu sendiri
- Jika tidak bisa dihindari, maka kita harus bisa meminimalisir resiko tersebut, seperti ungkapan sedia payung sebelum hujan
- Mengurangi bisa juga dengan berbagi resiko tersebut, misalnya gunakan prinsip tolong menolong
- Mengalihkan resiko, misalnya seperti prinsip pengalihan resiko pada perusahaan asuransi dalam asuransi konvensional
- Mau menerima resiko itu sendiri.
Nah akan selalu ada jalan menuju roma, bagaimana cara kita mengatasi resiko tersebut, untuk itulah kita harus pahami dulu tentang cara mengelola keuangan yang terencana melalui asuransi, karena asuransi dapat menghindarkan kita pada kerugian dalam keuangan rumah tangga yang diakibatkan oleh resiko.
Akan tetapi ada yang perlu kita ingat, bahwa asuransi bukan tempat untuk mendapatkan keuntungan yah. Jadi jangan sampai kita salah menafsirkan juga…hehe.
Penjelasan detail tentang Asuransi, dipaparkan oleh narasumber yang kedua yaitu bapak Bondan Margono, sebagai Head Of Sharia Strategic Development Prudential Indonesia.
Menurut pak Bondan, Asuransi itu jelas sangat dibutuhkan untuk beberapa point penting dibawah ini :
- Perlindungan Pendapatan (dalam hal ini jika kepala keluarga yang menjadi sumber nafkah meninggal dunia, maka anggota keluarga lainnya masih bisa menerima pendapatan dari asuransi)
- Kemudian Perlindungan Kesehatan
- Dana Darurat
- Dana Pendidikan
- Dana Pensiun
- Warisan Keluarga.
Lalu asuransi juga digolongkan ke dalam 2 jenis, yaitu Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional :
Asuransi Jiwa Syariah
Asuransi Jiwa Syariah merupakan suatu usaha saling tolong menolong, konteksnya usaha saling melindungi diantara sejumlah orang melalui investasi. Bentuknya berupa Asset (harta) atau “Tabarru” yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad yang sesuai dengan konsep Syariah.
Tabarru dalam hal ini artinya yaitu dana hibah iuran Tabarru, misalnya nih ada beberapa orang atau pihak yang mau menyisihkan uangnya untuk dana Tabarru dalam Asuransi Syariah, maka dana tersebut dapat dipakai untuk membantu peserta lainnya yang sedang mengalami musibah.
Yang membuat aku lebih tertarik lagi, proses transaksi dalam Asuransi Syariah, ada beberapa transaksi yang harus dihindari yaitu : praktek Gharar, Riba dan Maysir, karena jelas saja ketiganya tidak sesuai dalam kaidah agama.
Adapun prinsip dalam Asuransi Syariah yaitu lebih mengedepankan tolong menolong jadi cocok untuk semua golongan. Karena dalam Asuransi Syariah tidak pandang adanya perbedaan baik dalam segi agama atau golongan-golongan tertentu, semuanya harus adil dan transparansi serta saling melindungi.
Asuransi Jiwa Konvensional
Nah kalau tentang asuransi konvensional atau asuransi secara umum ini, pastinya kita semua sudah tahu kan yah, atau sedikit paham mengenai prinsip-prinsipnya. Pertama yaitu dari akadnya, merupakan akad jual beli diantara kedua belah pihak yaitu tertanggung dan penanggung. Dimana si tertanggung ada kewajiban membayar premi asuransi sedangkan si penanggung wajib membayar klaim.
Foto dibawah ini adalah beberapa perbedaan antara Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional :
Tapi sebelum memilih asuransi, tentunya kita juga harus benar-benar paham tentang perencanaan keuangan terlebih dahulu yah, terutama soal pendapatan dan pengeluaran keuangan dalam rumah tangga.
Hal tersebut kemudian dijelaskan oleh narasumber yang ketiga yaitu ibu Aliyah Natasya sebagai Financial Advisor.
Menurut beliau kita harus membuat prosentase pengeluarannya terlebih dahulu. Misalnya seperti :
Pengeluaran 60%, Perlindungan 10%, Entertain untuk diri sendiri 10%, Investasi 15%, Dana Berbagi 5%, dan mulai lah pikirkan dana untuk asuransi.
Nah untuk mulai memilih asuransi juga jangan terburu-buru yah, ada beberapa hal yang harus kita fokuskan terlebih dahulu, yaitu :
- Menyiapkan Budgetnya atau sesuaikan budget yang kita punya dengan produk asuransinya serta sesuaikan juga dengan waktu iurannya, apakah bisa perbulan atau pertahun
- Pilih produk asuransi, sesuai dengan kebutuhan kita, misalnya apakah kita lebih butuh asuransi Kesehatan, Pendidikan atau asuransi jiwa. Tapi menurut pemerintah sih, akan lebih baik jika memilih asuransi jiwa, karena bila terjadi sesuatu yang mengancam jiwa orang yang menjadi penanggung dalam keluarga, maka akan menyelamatkan kehidupan keluarga yang ditinggalkan dari dana asuransi jiwa
- Kenali profil perusahaan asuransinya, karena hal ini menyangkut pada proses klaim asuransi kita, kita bisa periksa reputasi perusahaannya dan cek juga history claimnya dari pengalaman orang lain
- Kemudian pilihlah Asuransi Syariah, karena menurut penjelasan diatas sudah jelas aman yah dan terdapat adanya prinsip tolong menolong yang menjadi prinsip utama dalam akadnya.
In Sha Allah masih terjangkau lah yah buat aku dengan iuran pertahunnya saja. Hehe….
Alhamdulillah semakin tercerahkan untuk aku, yang baru mau mulai membuat asuransi, setelah mengikuti live zoom ini. Terimakasih untuk semua pihak yang sudah memberi aku kesempatan untuk ikut event virtual Blogger Gathering kemarin.