Kamis, 29 Agustus 2019

Indonesia Muslim Lifestyle Festival 2019, Terobosan Untuk Gaya Hidup Halal di Jaman Milenial

Di jaman yang serba canggih atau milenial ini, sudah semakin banyak orang yang mulai teliti dalam menggunakan atau memakai jenis produk apa pun, baik itu makanan, kosmetik, peralatan dan bahkan pakaian atau busana. Tentu khususnya bagi umat muslim, produk-produk halal sudah menjadi kebutuhan yang paling penting di dalam kehidupannya.

Dulu aku sendiri masih awam atau masih tidak terlalu memperhatikan tentang produk halal apa saja yang bisa kita konsumsi atau gunakan. Menurutku yang paling penting, cukup makanan saja yang harus kita ketahui kehalalannya. Tapi ternyata semakin berkembangnya jaman, kita semakin banyak tahu bahwa ada beberapa barang yang bukan makanan yang ternyata tidak halal. Misalnya seperti bahan-bahan yang terkandung dalam kosmetik.

Ada beberapa kabar berita yang menyatakan bahwa ada beberapa merk kosmetik mengandung jenis bahan yang tidak halal atau bahkan mengandung bahan-bahan kimia yang akan membahayakan kesehatan penggunanya. Nah bisa kita bayangkan bukan, jika kita tidak tahu tentang hal tersebut. Atau bahkan ada pula produk peralatan makan, yang di beritakan terbuat dari bahan-bahan yang tidak halal juga.

Dan beberapa kabar berita juga sempat beredar bahwa, bahan pembuatan baju atau busana pun ada yang terbuat dari bahan-bahan yang tidak halal. Waahhh...jujur saja aku sangat khawatir setelah mendengar kabar-kabar berita tersebut. Ingin rasanya aku tidak mendengar, menonton atau tidak mau tentang hal itu.
Tapi sebagai umat muslim, justru kabar-kabar tersebut sangat perlu kita ketahui, demi kenyamanan kehidupan kita sendiri di masa depan atau demi anak dan cucu-cucu kita nantinya.

Nah untuk itu aku sangat antusias sekali saat mendengar kabar bahwa beberapa hari ke depan akan ada event besar di Jakarta, yaitu Indonesia Muslim Lifesyle Festival 2019, yang akan diselenggarakan pada tanggal 30 Agustus - 1 September 2019, dan akan digelar di Jakarta Convention Center (JCC).

Indonesia Muslim Lifestyle Festival 2019 

Tentang Indonesia Muslim Lifestyle Festival 2019


Menurut info yang aku dapat, dalam pameran Indonesia Muslim Lifestyle Festival ini, selain ada 300 stand yang menggelar berbagai produk-produk halalnya. Dan akan menampilkan 8 sektor produk halal dan jasa, seperti :
Sekolah berbasis islam, Halal Food, Halal kosmetik, Modest Fashion, Halal traveling, Sharia Property, Halal Media dan Startup Corner berbasis syariah.

Jajanan Halal di Indonesia Muslim Lifesyle Festival 2019

Selain itu juga akan ada talkshow-talkshow menarik dan kajian-kajian tentang gaya hidup halal. Jadi selain kita bisa belanja beberapa produk yang kita butuhkan, kita juga bisa menimba ilmu tentang bagaimana caranya berbisnis secara syariah dan aman.

Pameran Indonesia Muslim Lifestyle 2019 ini terselenggara berkat kerjasama antara Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia (KPMI), Perkumpulan Lembaga Dakwah dan Pendidikan Indonesia (PULDAPI), dan Yayasan Alumni Pesantren Islam Al Irsyad Tengaran (YAPIAT).

Tujuannya diselenggarakannya pameran ini adalah untuk mengembangkan industri halal menjadi lebih besar, karena saat ini gaya hidup halal sudah menjadi kebutuhan umat muslim dan juga merupakan hijrahnya umat islam.

Sampai dengan saat ini, aku masih sering mendengar, kalau beberapa bisnis startup yang sedang berkembang di Indonesia, masih meragukan kehalalannya. Jujur saja aku tidak begitu paham, dari mana letak ketidak halalannya itu.

Pelatihan Startup di pameran Indonesia Muslim Lifesyle Festival 2019

Nah untuk itu lah, makanya aku merasa perlu tahu lebih banyak tentang bisnis startup yang benar-benar halal dan syariah itu seperti apa. Karena tujuan dari diselenggarakannya pameran Indonesia Muslim Lifestyle Festival ini adalah untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap industri halal serta membangun kesadaran untuk menjalankan gaya hidup halal. Dan mengkaji produk-produk keuangan kontemporer seperti Gopay, OVO, E-Money, untuk ditinjau praktek bisnis syariahnya.

Oh iya, untuk Seminar dan Workshop bisnis yang akan diadakan di dalam pameran Indonesia Muslim Lifestyle Festival 2019 ini, yaitu meliputi :
Pelatihan Ekspor, Digital Marketing, Konseling bisnis tentang pengurusan legalitas usaha, Sertifikat Halal, HAKI, ISO dan lain-lain.

Selain itu pameran ini juga dapat memberikan peluang bagi para pengusaha yang ingin mengembangkan bisnisnya melalui forum bisnis, investor forum, bussiness matching dengan internasional buyers. Dan beruntungnya bagi para pengusaha startup, juga bisa memanfaatkan kesempatan untuk mengikuti ajang kompetisi social entrepreuneurship.

Tentang Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia (KPMI)


KMPI merupakan Komunitas yang dibentuk pada tahun 2010 di Bogor dan sampai saat ini sudah beranggotakan 4200 orang, yang tersebar di seluruh wilayah di Indonesia. Tujuan dibentuknya KPMI ini adalah untuk memberikan edukasi kepada para pengusaha muslim agar bisa bermuamalah sesuai dengan tuntunan Al-Quran dan sunah Rosullulloh SAW.

Indonesia Muslim Lifesyle Festival 2019

Tentang Perkumpulan Lembaga Dakwah & Pendidikan Islam Indonesia (PULDAPIA)


Di dalam PULDAPIA ini, kita bisa mengenal dan lebih tahu lagi tentang pendidikan Islam, yang berorientasi secara global. Pendidikan dalam PULDAPIA, akan menampilkan kurang lebih 50 sekolah berbasis Islam dan akan mengharapkan Islamic Education Fair. Tujuannya adalah ingin memberikan peluang dan mengajak masyarakat untuk mengenal secara detail tentang pendidikan tinggi islam yang saat ini sedang berkembang dan akan memberikan peluang untuk lapangan pekerjaan.

Jadi buat kalian yang ingin berkunjung, tentunya tidak perlu takut membeli tiket masuk dengan harga yang tinggi, karena hanya dengan membeli tiket sejumlah 25 ribu saja. Kita sudah bisa mengikuti berbagai Talkshow, Seminar dan juga Workshop-workshop secara gratis.

Rangkaian acara di Indonesia Muslim Lifesyle Festival 2019

Bahkan khusus di hari jumat, kita bisa mengunjungi pameran Indonesia Muslim Lifestyle Festival ini secara gratis. Dan kita bisa menikmati keseluruhan acaranya mulai dari pukul 09.00 sampai dengan pukul 21.00.

Baiklah semoga seluruh rangkaian kegiatan dalam pameran Indonesia Muslim Lifestyle Festival 2019 ini berjalan dengan lancar, dan bisa memberikan banyak manfaat untuk para pengusaha muda milenial, yang ingin menjalankan bisnisnya secara syariah dan halal. Aamiin....



Rabu, 14 Agustus 2019

Dompet Dhuafa Tebar Hewan Kurban Sampai Ke Pelosok Negeri

Ahad, 11 Agustus 2019

Bertepatan dengan hari ahad kemarin, semua umat islam merayakan hari Ied Al Ad'ha 1440 H, atau hari Raya Kurban. Tapi kali ini aku merayakannya tidak bersama keluarga dirumah. Karena pada hari itu, aku berkesempatan untuk menyaksikan proses pemotongan hewan kurban secara langsung, yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa.

Merayakan Hari Raya Kurban di Zona Madina, Dompet Dhuafa (dok.pri)

Lokasinya lumayan jauh dari daerah rumah, yaitu di daerah Parung-Bogor, tepatnya di Zona Madina, kawasan wisata Jampang, Parung-Bogor.

Zona Madina merupakan tempat pemberdayaan masyarakat yang dilakukan secara terpadu dan berkelanjutan.
Maksudnya adalah tempat pemberdayaan Ekonomi masyarakat, Pendidikan, Kesehatan, Sosial dan Pemberdayaan Budaya, yang bersumber dari optimalisasi dana Zakat, Infak, Sedekah, Serta Wakaf yang dipercayakan melalui Dompet Dhuafa.

Aku sendiri baru pertama kali kesana, dan ternyata tempatnya cukup luas juga, sekitar 85 Hektar luas tanahnya. Dan ada deretan penginapan dalam bentuk rumah panggung yang bisa disewa sewaktu-waktu. Dan tepat didepannya dilengkapi dengan beberapa permainan outbond untuk anak-anak.

Hewan Kurban Dompet Dhuafa (dok.pri)

Sesampainya disana, kambing-kambing Hewan Kurban sedang dipersiapkan untuk dipotong. Namun sebelumnya kami beristirahat di kursi-kursi tamu, untuk mendengarkan sambutan dari Bapak Herman Budianto sebagai Direktur Wasila Nusantara (Pengelolaan Asset Wakaf Dompet Dhuafa).

Herman Budianto, Direktur Wasila Nusantara Dompet Dhuafa (dok.pri)

Jadi menurut penjelasan beliau, tahun ini Dompet Dhuafa telah mendistribusikan hewan kurban ke 25 Provinsi di Indonesia, juga ke beberapa kawasan korban bencana alam seperti : Palu, Lombok, Konawe, Banten dan Halmahera.
Selain itu juga ke 5 negara yang sedang mengalami konflik kemanusiaan seperti : Palestina, Myanmar, Kamboja, Vietnam, dan Filiphina.

Namun berbeda dengan tahun lalu, pendistibusian untuk tahun ini ada tambahan 2 Provinsi. Karena tahun lalu sebaran hewan kurban melalui Dompet Dhuafa hanya di 23 Provinsi saja.
Lalu jumlah dari hewan kurbannya itu sendiri, tahun ini Dompet Dhuafa telah menghimpun hewan kurban sebanyak 22.300 ekor yang tersebar di seluruh Indonesia.
Dan angka tersebut naik 27% dibandingkan tahun lalu. Pada tahun lalu sampai hari terakhir tasryik, Dompet Dhuafa hanya menerima 18.558 ekor saja.

Sedangkan di kawasan Zona Madina sendiri, Dompet Dhuafa mendistribusikan sebanyak 65 ekor kambing, untuk 30KK di 4-5 Kelurahan. Dan untuk bobot kambingnya juga beragam, mulai dari 29 kg sampai 35 kg untuk kambing kelas Premium dan Super Premium.

Selesai sambutan dan penjelasan dari Bapak Herman, kemudian acara dilanjutkan dengan serah terima Donasi Kurban dari Influencer dan komunitas, yang diwakilkan oleh Hamidah Rachmayanti dan Irvan Farhad, kepada Dompet Dhuafa yang diwakilkan oleh bapak Yuli Pujihardi sebagai Direktur Mobilisasi Zakat.

Serah terima Donasi dari Influencer kepada Dompet Dhuafa (dok.pri)

Akhirnya, tibalah proses pemotongan hewan kurban, lalu kami semua menyaksikannya dengan seksama. Dan ternyata prosesnya ini sangat khidmat sekali, dengan diiringi suara takbir dari orang-orang yang akan menyembelih hewannya.

Semua prosesnya sangat cepat dan lancar, dan yang perlu diketahui bahwa sebelum hewan-hewannya dipotong, maka akan di dokumentasikan terlebih dahulu, sebagai tanda bukti untuk para donatur yang mempercayakan melalui Dompet Dhuafa.

Dokumentasi Hewan Kurban Dari Donatur (dok.pri

Proses Penyembelihan Hewan Kurban (dok.pri)

Setelah proses pemotongan selesai, lalu tibalah saatnya membagi-bagikan potongan daging yang sudah dikemas dengan rapih ini, untuk para penerima manfaat yang ada di kawasan Jampang. Kemasannya kali ini bukan berupa wadah plastik, melainkan besek bambu atau keranjang bambu, krengsong bambu, daun jati, daun pisang dan daun pandan.


Kemasan besek bambu yang siap untuk dibagikan (dok.pri)

Pokoknya wadah yang bisa ramah lingkungan, agar bisa mengurangi penyebaran limbah plastik di Indonesia. Karena saat ini lingkungan di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan dengan banyaknya limbah-limbah plastik yang tersebar di setiap daerah.

Dan dibawah ini adalah beberapa dokumentasi pada saat para perwakilan Dompet Dhuafa membagikan daging hewan kurban tersebut kepada penerima manfaatnya. Salah satu foto dibawah ini, merupakan serah terima daging kurban oleh bapak Yuli Pujihardi kepada perwakilan warga setempat, bernama ibu Jannah yang sudah berusia 82 tahun.

Perwakilan warga penerima manfaat (dok.pri)



Baiklah demikian informasi yang bisa aku berikan mengenai proses penyembelihan hewan kurban di kawasan Zona Madina Jampang, Parung-Bogor. Jadi dengan menyaksikan proses tersebut, kita menjadi semakin lebih yakin untuk bisa mempercayakan donasi melalui Dompet Dhuafa.

Seperti yang sudah kita ketahui, bawah cara untuk berdonasi Kurban pun sangat mudah, karena sekarang sudah ada Kurban Online di website Dompet Dhuafa, jadi kita tidak harus repot untuk mendatangi kantor pusatnya kan.

Pada hakikatnya, saat ini semua langkah untuk berbuat kebaikan sudah semakin dipermudah dan praktis, semoga setelah membaca tulisan ini, akan banyak hati yang tergerak untuk  membagi sebagian rejekinya bagi yang mampu, jadi #JanganTakutBerkurban, karena dengan begitu maka akan membawa kebaikan  untuk diri kita sendiri dikemudian hari. Aamiin....



Sabtu, 03 Agustus 2019

Melatih Kemandirian Dan Berinovasi Dalam Festival Literasi Sekolah 2019

Festival Literasi Sekolah 2019 ini merupakan penyelenggaraan yang ke tiga kalinya. Dan jujur saja, aku baru tahun ini bisa menyaksikan langsung penyelenggaraan kegiatan yang sangat menarik ini.

Festival Literasi Sekolah (FLS) ini berlangsung selama 4 hari, yaitu mulai dari tanggal 26 - 29 Juli 2019. Dan kegiatan ini diselenggarakan di Gedung Ki Hadjar Dewantara Kemendikbud, Senayan Jakarta. Namun ternyata, event ini juga berlangsung di beberapa lokasi sekitar Jabodetabek.

Festival Literasi Sekolah 2019 di Gedung Kemendikbud Senayan Jakarta

Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Dikdasmen_Kemdikbud) adalah yang menjadi wadah bagi warga sekolah, dalam hal ini Siswa, Guru dan Kepala Sekolah, serta para pegiat literasi dari berbagai macam profesi, untuk disatukan ke dalam sebuah forum bersama.

Kegiatan ini juga bertujuan agar warga sekolah dan pegiat literasi tersebut bisa mengembangkan kemandirian dan menumbuhkan Inovasi, dengan harapan agar mereka dapat menjadi warga yang literat sepanjang hayat.

Ada kegiatan apa saja sih dalam Festival Literasi Sekolah tersebut?

Pada kesempatan ini, aku beruntung sekali bisa hadir dan menyaksikan langsung dan mengetahui secara detail kegiatan dalam Festival Literasi Sekolah tahun 2019 ini. Dan aku hadir pada tanggal 29 Juli 2019, itu berarti aku hadir di hari terakhir kegiatan tersebut berlangsung atau pada Closing FLS 2019.

Selfie dengan White Board bertuliskan Pesan Literasi Kemendikbud (Dok.pri)

Ketika memasuki area FLS, aku langsung melihat tulisan yang tertera pada white board, yang dipajang dipilih masuk Gedung Kemendikbud. Pesan tersebut dituliskan langsung oleh bapak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yaitu bapak Profesor Dr. Muhadjir Effendy M.A.P, pada saat Opening FLS 2019 tanggal 26 Juli 2019.

Pesan Literasi Kemendikbud

Tulisan tersebut berisikan Pesan Literasi Mendikbud Untuk Anak Indonesia. Lalu kemudian aku langsung berkeliling melihat pameran karya siswa siswi dari berbagai macam Sekolah diseluruh Indonesia, dimana karya-karya Siswa Siswi tersebut dilombakan dalam Festival Literasi Sekolah ini.

Jadi untuk lebih detailnya kegiatan Festival Literasi Sekolah tahun ini, yang bertema Multiliterasi : Mengembangkan Kemandirian dan Menumbuhkan Inovasi. Bertujuan "Agar adanya kesadaran dalam masyarakat, bahwa Literasi adalah bagian dari hidup keseharian. Literasi juga bukan barang baru dan tidak eksklusif, dan Literasi juga tidak hanya untuk dirapatkan melainkan juga dilombakan dan juga sekaligus dirayakan setiap hari oleh warga sekolah dan para penggiat Literasi lainnya."

Nah oleh sebab itu, kegiatan FLS tahun ini, dibagi menjadi 4 bagian, dimana 3 bagian diselenggarakan disekitar Gedung Kemendikbud, yaitu :

  1. Pada pembukaan FLS dipusatkan di Plaza Insan Berprestasi, Kemendikbud Senayan Jakarta
  2. Pameran Literasi yang berada di samping Plaza Insan Berprestasi, Kemendikbud Senayan Jakarta
  3. Festival Literasi yang dilaksanakan disekitar Gedung Ki Hadjar Dewantara Kemendikbud, yang meliputi Panggung Utama, Pojok Literasi, Ruang Serbaguna Perpustakaan dan Ruang Theater Kemendikbud
  4. Kegiatan lomba Literasi yang diselenggarakan di beberapa tempat di sekitar Jabodetabek


Dan berikut adalah beberapa contoh karya dari Siswa Siswi sekolah yang berada diseluruh Indonesia :

Perpustakaan Becak Hammock Keliling (Cak Hali) karya SMK N 7 Surakarya
Karya Perpustakaan Mini dalam rumah adat (Rangkiang) karya SMKN 2 Padang Panjang

Kemudian pada saat berkeliling, aku juga melihat booth-booth sekolah dari mulai Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Sekolah Luar Biasa (SLB). Serta dari berbagai lembaga pemerintahan dan komunitas literasi, Mitra hingga Penerbit buku dan aplikasi.

Waahh pokoknya semua hal yang berbau sekolah, pelajar, buku, dan karya semua menjadi satu dalam kegiatan FLS tersebut.

Talkshow Bedah Buku Karya Sari Okano

Kebetulan di hari terakhir tersebut atau Closing FLS 2019. Aku sempat mengikuti talkshow bedah buku karya Sari Okano, seorang warga Indonesia yang menikah dengan orang Jepang dan mempunyai seorang anak Autis.

Talkshow bedah buku karya Sari Okano (dok.pri)

Dalam bukunya tersebut beliau menceritakan tentang, bagaimana sabarnya beliau mengasuh dan mendidik anak keduanya bernama TOMO, yang merupakan anak berkebutuhan khusus atau dalam hal ini anak Autis.

Sari Okano merasa yakin bahwa, seorang Tomo juga mempunyai hak untuk bisa tumbuh menjadi anak yang mandiri.  Oleh karenanya, dengan kesabaran dalam mengasuhnya, Sari Okano akhirnya berhasil membuat Tomo menjadi anak laki-laki yang mandiri dan mempunyai keahlian dalam bertani.

Di usianya yang memasuki 20 tahun ini, kini Tomo bisa menjadi seorang Petani di Jepang. Untuk itulah, buku ini sangat bagus untuk menumbuhkan rasa percaya diri bagi para orangtua yang mempunyai anak berkebutuhan khusus seperti Tomo.

Jadi tidak ada kata tidak mungkin bagi orangtua seperti Sari Okano, untuk bisa menjadikan anaknya mempunyai segudang prestasi yang cemerlang, sama seperti anak-anak normal lainnya. Yang diperlukan hanyalah kesabaran dan ketelatenan dalam pengasuhannya.

Yah itulah oleh-oleh yang aku dapat setelah hadir dalam kegiatan Festival Literasi Sekolah tahun 2019. Harapan aku, semoga dengan diselenggarakannya acara ini, bisa menggugah seluruh lapisan masyarakat di Indonesia, untuk mau mandiri dan berinovasi dalam mengembangkan karya-karyanya.

Dan semoga dimasa depan, aku bisa berkesempatan untuk mengantarkan buah hatiku, dalam mengikuti kegiatan Festival Literasi Sekolah di tahun-tahun berikutnya. Aamiin.....



Film Mahasiswi Baru Hadirkan Oma Cantik Jadi Mahasiswi

Dijaman milenial ini, tidak hanya teknologi yang bisa dikatakan canggih. Seorang Oma-oma pun bisa dikatakan canggih loh. Hehe...

Iya Oma milenial aku sebutnya, seorang Oma cantik yang masih mempunyai semangat dan cita-cita untuk menjadi seorang mahasiswi. Wow banget gak sih, emang ada Oma yang seperti itu?

Jelas ada dong, tapi cerita ini hanya ada dalam film Mahasiswi Baru garapan Sutradara Monty Tiwa, yang selalu mengundang gelak tawa disetiap karya filmnya. Hahaha....

Film Mahasiswi Baru (dok.@film_mahasiswibaru)

Saat pertama kali melihat trailernya, awalnya aku sendiri merasa aneh sih. Aku berfikir, ah filmnya terlalu mengada-ada. Seumpama ada dikehidupan nyata, mana ada dan mana bisa seorang oma-oma, masih punya semangat untuk kuliah.

Aku sendiri sebagai ibu rumah tangga berusia 40 tahun saja udah males mikirin pelajaran, apalagi seorang oma yang berusia 70 tahun. Masa iya masih punya semangat buat kuliah lagi.

Apa coba tujuannya, mau cari gelar sarjana kah? Lalu apa masih bisa diterima di suatu perusahaan nantinya. Kan gak mungkin banget ada perusahaan yang masih mau terima seorang oma berusia 70 tahun untuk kerja di kantornya, sekalipun dia seorang professor.

Tapi semua pikiran-pikiran yang melintas diatas, sirna sudah setelah aku menyaksikan keseluruhan filmnya. Jadi walaupun Oma cantik ini sudah berusia uzur, dan dia ingin menjadi Mahasiswi Baru. Tentu beliau mempunyai tujuan mulia yang ada hubungannya dengan salah satu anggota keluarga kesayangannya.

Ahh sudah sudah, aku gak mau spoiler ah....

Jadi seorang Mahasiswi Baru ini bernama Lastri, yang diperankan oleh tante cantik atau oma cantik Widyawati. Beliau bertekad ingin kuliah dan menjadi Mahasiswi Baru, disalah satu universitas di Kota Jogjakarta.

Oma Lastri ikut Ospek Mahasiswa (dok.@film_mahasiswibaru)

Adegan-adegan lucu dan kocak sudah ditampilkan diawal film. Seperti biasa, saat pertama kali menjadi Mahasiswi Baru, Oma Lastri mengikuti kegiatan Ospek. Tapi hanya beliau yang berpakaian Ospek lengkap, dengan memakai baju seragam SMA, rambutnya dipakein pita-pita, dan kepalanya ditutup panci....hahaha.

Sementara teman-teman seangkatannya hanya berpakaian biasa saja, karena dijaman sekarang ini, tidak ada yang namanya kegiatan peloncoan, atau Ospek Mahasiswa.

Jadi oma Lastri ini hanya berinisiatif sendirian saja untuk memakai atribut peloncoan. Dan lebih lucunya lagi, bapak Dekan kampus yang diperankan oleh aktor senior Slamet Raharjo sebagai bapak Khaerul pun menyangka kalau beliau adalah wali orangtua mahasiswa. 

Tapi setelah dijelaskan beliau merasa bingung, mana bisa seorang Oma yang udah usia Uzur, bisa menyerap pelajaran mata kuliah. Dan kenapa pihak kampus menginzinkan Oma ini untuk kuliah.

Nah kalian pasti mau tahu kan, bagaimana caranya Oma Lastri bisa membujuk bagian administrasi kampus pada saat pendaftaran. Hhmmm...lebih asik lagi sih kalian nonton aja filmnya langsung yang akan tayang mulai tanggal 8 Agustus 2019.

Pokoknya dijamin ngakak deh, dari awal film ini diputar. Seperti halnya anak mahasiswi lainnya, pertamakali masuk kuliah, Oma Lastri berkenalan dengan beberapa orang mahasiswa dan mahasiswi lainnya, dan beliau tidak mau disebut "Oma", cukup "Lastri" saja katanya.

Walaupun terasa canggung, akhirnya salah seorang teman barunya yaitu Sarah yang diperankan oleh Mikha Tambayong pun terpaksa memanggilnya "Lastri" saja. Begitu pun dengan teman-teman lainnya seperti Reva yang diperankan oleh Sonia Alyssa.

Mikha Tambayong sebagai Sarah temannya Lastri

Selain teman-teman mahasiswinya, Lastri juga berkenan dengan 2 orang teman mahasiswa yang diperankan oleh Morgan Oey sebagai Danny yang hobinya membuat konten vlog dan Umay Shahab sebagai Erfan yang suka berdemo menuntut haknya sebagai mahasiswa yang tidak suka adanya "Kuis Dadakan".

Morgan Oey sebagai Danny temannya Lastri

Dan awal dari kedekatan mereka berlima yaitu, Lastri, Sarah, Reva, Danny dan Erfan, karena mereka terlibat "TAWURAN". Nah loh kenapa Lastri dan kawan-kawan bisa terlibat tawuran di kampusnya?

Nah nah nah penasarankan, kok bisa Oma Lastri terlibat tawuran, kalo orangtua biasa itu kan biasanya malah akan menghindar dari tawuran anak remaja. Tapi Oma Lastri malah mendekat loohh, waahhh keren gak sih....hahahah

Aahh sudah ah, pokoknya lebih baik kalian nonton aja deh yaahh, kan gak seru kalau aku ceritain lebih detail lagi. Pokoknya, selain ada adegan-adegan kocaknya, dalam film Mahasiswi Baru ini juga menyuguhkan cerita yang membuat hati kita terkoyak karena sedih.

Sedih karena ternyata Lastri mempunyai tujuan mulia, kenapa beliau bersikeras mau kuliah sampai selesai. Dan cukup membuat bingung anaknya yang diperankan oleh Karina Suwandi dan Izhur Mukhtar sebagai menantunya.

Bagaimana seorang anak yang harus menghadapi seorang ibu, tapi seperti anak sendiri, atau seorang ibu yang menjadi anak bagi anaknya sendiri. Nah cukup membingungkan bukan, hahaha.

Pokoknya ada beberapa kejutan-kejutan lainnya dari film Mahasiswi Naru ini, yang bisa membuat kita berfikir, bahwa sebagai orangtua kita tidak bisa selalu memaksakan keinginan kita terhadap masa depan anak kita.

Jadi ada banyak pelajaran yang bisa kita petik dari film Mahasiswi Baru ini. Pelajaran yang bisa menyadarkan kita, untuk bisa menjadi orangtua yang bijaksana dalam menerima keputusan yang dinginkan anak kita untuk masa depannya.



Nah untuk itu, saksikan langsung filmnya pada tanggal 8 Agustus 2019. Kalian bisa aja anak remaja kalian kalau kalian orangtua, atau sebaliknya. Kalian bisa ajak orangtua kalian juga dan teman-teman kalian. Karena film ini aman kok untuk semua umur.

Baiklah selamat menonton tanggal 8 Agustus nanti ya braaayyy....



This entry was posted in